Mengenal Sejarah Candi Lor di Nganjuk, Kisah Perang Warga Nganjuk Melawan Tentara Sriwijaya

- Kamis, 16 Maret 2023 | 19:00 WIB
Mengenal Sejarah Candi Lor di Nganjuk (Tangkapan layar Youtube JOIN Media)
Mengenal Sejarah Candi Lor di Nganjuk (Tangkapan layar Youtube JOIN Media)

Nganjuk, WartaFavorit.com - Siapa yang tak kenal dengan Candi Lor.

Candi Lor merupakan salah satu bangunan suci tertua di Jawa Timur.

Candi Lor dibangun jauh sebelum kerajaan Majapahit berdiri.

Candi Lor berada di Desa Candirejo Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk.

Berdasarkan prasasti Anjukladang yang pernah ditemukan di halaman Candi Lor, diketahui bahwa Candi Lor dibangun pada tahun 937 masehi.

Raja atau penguasa yang memerintahkan dibangunnya Candi Lor adalah Raja Mpu Sindok, raja Medang pertama yang bergelar Sri Maharaja Sri Isyana Wikramadharmatunggadewa.

Baca Juga: Tak Perlu Ke Malaysia, Durian Musang King Sekarang Sudah Berhasil Dibudidayakan Petani di Wonosalam Jombang

Dalam prasati Anjuk Ladang tertulis bahwa pada tahun 937 masehi raja Mpu Sindok memerintahkan Rakai Hino Sahasra, Rakai Baliswara serta Rakai Kanuruhan untuk mendirikan sebuah bangunan suci yang bernama Sri Jayamerta sebagai pertanda penetapan kawasan Anjukladang sebagai kawasan Swatantra atau daerah bebas pajak atas jasa warga Anjukladang dalam peperangan.

Kisah peperangan antara Mpu Sindok dengan tentara Melayu dari Sriwijaya bermula dari adanya perseteruan yang terjadi di dalam keluarga wangsa Sanjaya.

Pada tahun 928, perseteruan tersebut mencapai puncaknya sehingga Dyah Wawa, Raja Mataram Kuno melakukan antisipasi dengan memerintahkan Rakai Hino Mpu Sindok untuk memindahkan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Apalagi, pusat kerajaan Mataram yang sekarang diperkirakan berada di wilayah Jogjakarta juga mengalami kerusakan parah akibat letusan gunung berapi disertai gempa bumi dan hujan material abu vulkanik.

Baca Juga: Candi Boyolangu, Ternyata Di Sini Abu Jenazah Ratu Majapahit Yang Tercantik Itu Di Dharmakan

Saat itu, Raja Wawa memberikan keleluasaan secara penuh kepada Mpu Sindok untuk mempertahankan diri dari kemungkinan adanya serangan Sriwijaya dengan memanfaatkan segala potensi yang ada di sekitarnya tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada raja Wawa.

Bermodalkan kepercayaan dari Dyah Wawa atau ayah mertuanya tersebut, Mpu Sindok kemudian menyiapkan strategi dengan memobilisasi masyarakat untuk menghadapi serangan Sriwijaya.

Halaman:

Editor: Mukhtar Bagus Purnomo

Sumber: YouTube Join Media

Tags

Terkini

X