Lumajang, Wartafavorit.com - Sangat banyak bangunan bersejarah yang ditinggalkan kerajaan Lamajang, salah satunya diduga adalah Candi Randuagung.
Candi Randuagung diduga merupakan bangunan suci tempat ibadah para pembesar di kerajaan Lamajang yang berjuluk kerajaan Majapahit Timur.
Candi Randuagung juga disebut menjadi tempat pendharmaan abu jenazah Patih Majapahit, yaitu Patih Nambi yang tewas terbunuh dalam perang melawan tentara Majapahit sendiri.
Candi Randuagung berada di tengah area persawahan di Desa Randuagung Kecamatan Randuagung Kabupaten Lumajang.
Letak Candi Randuagung cukup jauh dari pemukiman penduduk.
Candi Randuagung terbuat dari bahan Bata Merah dengan kondisi sebagian strukturnya telah rusak.
Diduga, yang terlihat dari Candi Randuagung sekarang hanyalah bagian kakinya saja sementara tubuh dan atap Candi sudah tidak bisa kita lihat lagi.
Ukuran Candi Randuagung tidak terlalu besar, panjangnya sekitar 9,55 meter, lebar 8,6 meter, dan tinggi candi 2,35 meter.
Bata merah yang dipakai membangun Candi Randuagung memiliki panjang 30 hingga 34 cm, lebar 16 hingga 19 cm dan tebal 5 hingga 7 cm.
Teknik penyusunan bata merah hingga membentuk bangunan candi menggunakan dua system, yaitu sistem kosot dan spesi.
System kosot digunakan untuk merekatkan bata merah di bagian luar sementara bata merah di bagian dalam direkatkan menggunakan spesi.
Hingga kini belum diketahui pasti dari masa kapan dan siapa yang telah membangun Candu Randuagung.
Sebab dari penelitian yang sudah beberapakali dilakukan, para ahli belum pernah menemuka petunjuk mengenai hal tersebut.
Hanya sekedar dugaan saja, sebagian ahli memperkirakan Candi Randuagung telah didirikan pada masa Majapahit.