Malang, WartaFavorit.com - Candi Jago adalah bangunan bersejarah peninggalan dari Kerajaan Singasari di Malang.
Pada masa Kerajaan Singasari itu, bangunan candi Jago diyakini sangat megah.
Namun diduga karena faktor alam dan usia, konbdisi candi Jago sekarang sudah banyak yang rusak dan tidak seperti pada masa Kerajaan Singasari 700 tahun silam.
Padahal candi Jago adalah candi yang sangat istimewa, karena mejadi tempat pendharmaan dari raja Singasari yang ke empat, yaitu raja Wisnhuwardhana.
Baca Juga: Pantai Boom, Obyek Wisata di Tuban dengan Dua Sumur Ajaib Di Dalamnya
Secara administratif, candi Jago sekarang terletak di Dusun Jago desa Tumpang Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Berdasarkan keterangan dalam kitab Negarakertagama pupuh 41:4, dulu candi Jago memiliki nama asli “Jajaghu” yang berarti keagungan.
Proses pembangunan candi Jago berlangsung selama 12 tahun, yaitu mulai tahun 1268 hingga 1280 Masehi.
Tahun awal dimulainya pembangunan candi Jago adalah tahun saat Raja Wisnuwardhana wafat, sementara tahun 1280 adalah tahun saat upacara sradha di gelar dan abu jenazah Raja Wisnuwardhana didharmakan.
Baca Juga: Musim Buah Durian, Menjadi Berkah Bagi Para Tukang Tali Buah Durian di Wonosalam Jombang
Keyakinan bahwa candi Jago merupakan peninggalan dari Kerajaan Singasari dibuktikan dengan adanya pahatan Padma (teratai) yang menjulur ke atas dari bonggolnya.
Motif teratai semacam itu sangat populer pada masa Singasari.
Dalam kitab Negarakertagama juga dijelaskan, pada tahun 1359 masehi, candi Jago dikunjungi oleh raja Majapahit yang keempat, yaitu raja Hayamwuruk.
Pada tahun 1343, saat Majapahit masih dipimpin oleh Ratu Tribuanatunggadewi, Candi Jago juga pernah dipugar oleh raja Adityawarman dari Melayu yang masih memiliki hubungan darah dengan Majapahit.
Baca Juga: Asik, Masuk atau Keluar Jalan Tol Tidak Perlu Nempelkan Kartu E Toll Lagi
Mengenai sifat keagamaannya, Candi Jago merupakan candi yang berlatar agama Buddha Tatrayana.
Hal tersebut dibuktikan dengan arcanya yang berbentuk amoghapasa, bentuk Tatris dari awaloketeswara dan disertai pengiring-pengiring nya.
Arca tersebut merupakan arca perwujudan dari raja keempat singasari yang Wisnuwarddhana.
Secara Struktur, candi Jago memiliki ukuran yang cukup besar, panjangnya mencapai 23,71 meter, lebar 14 meter dan tinggi 9,97 meter.
Dilihat dari kondisinya sekarang, candi Jago sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Baca Juga: Waduh Ngeri, Ular Sepanjang 4 Meter Sembunyi Di Atas Pohon Di Tepi Jalan Raya di Jombang
Yang terlihat dari candi Jago sekarang, diduga hanya merupakan batur, kaki dan sebagian kecil dari tubuh candi. Sementara bagian tubuh candi lainnya sudah rusak dan hilang.
Demikian juga dengan atap candi, sudah tidak ada sisa sama sekali.
Pada kaki candi Jago terdapat relief-relief yang berisi cerita tentang Khresnayana, Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, dan cerita fabel.
Untuk mengikuti urutan cerita pada relief di Candi Jago kita harus berjalan mengelilingi candi searah putaran jarum jam (pradaksiana).***
Baca Juga: Tips Cara Menangani Burung Murai Batu Malas Gacor